26 Januari 2007

Pendidikan Kunci Persaingan


PENDIDIKAN KUNCI PERSAINGAN MASA HADAPAN

Keadaan dunia hari ini sangat berbeda dengan keadaan dunia beberapa tahun lalu. Di era globalisasi atau yang sering disebut era perdagangan bebas abad 21 ini ditandai dengan maraknya persaingan di berbagai bidang, baik dalam dunia perindustrian, komunikasi, perekonomian maupun ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan teknologi saat ini dapat dikatakan menjadi ukuran kemajuan sebuah bangsa. Dengan kata lain, jika suatu bangsa telah menerapkan teknologi dalam kehidupan sehari-hari, maka bangsa tersebut dapat dikatakan sebagai bangsa yang maju. Dan perkembangan dunia hari ini cenderung dikuasai oleh bangsa maju yang nota-benenya adalah bangsa-bangsa berat seperti Amerika Serikat, Jepang, Perancis, Jerman, dll. Mereka telah menguasai sebagian besar perkembangan teknologi dan perekonomian dunia. Kemampuan mereka mencapai prestasi seperti itu dikarenakan keberhasilan mereka di berbagai bidang aspek kemajuan, terutama kemajuan ilmu dan teknologi, sehingga dengan ilmu dan teknologi mampu memberikan kekuatan yang berarti dalam kehidupan secara individu maupun berkelompok, sehingga mampu menguasai perjalanan sejajar dunia.

Kita dapat mengambil contoh bangsa Jepang. Saat ini Jepang telah menjadi bangsa termaju no. 2 setelah Amerika Serikat. Di berbagai sisi kehidupan di Jepang, hampir tidak terlepas dari penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Jepang mulai bangkit dan meneraju dengan perkembangan iptek-nya yang canggih. Jika kita lihat sejarah, pada tahun 1945, Jepang porak-poranda dihantam bom atom sekutu. Kalau itu Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Bersamaan menyerahnya Jepang, Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Secara perlahan Jepang mulai menata diri, terutama sisi pendidikannya. Dari tahun ke tahun perjalanan pendidikan Jepang mengalami peningkatan. Peningkatan itu diikuti bidang-bidang lainnya. Berbagai penemuan dalam bidang teknologi, membuat Jepang semakin diperhitungkan oleh negara-negara lain di dunia. Bahkan Amerika Serikat “geleng-geleng kepala” melihat kemajuan Jepang yang begitu pesat.

Berangkat dari apa yang dilakukan Jepang, bangsa Indonesia juga dapat melakukan langkah-langkah seperti Jepang, jika bangsa Indonesia ingin menjadi bangsa yang maju. Sebagai bangsa yang mayoritas beragama Islam, bangsa Indonesia harus berani mereformasi diri dalam makna reformasi yang sebenar-benarnya dan seluas-luasnya, yakni di berbagai sektor yang ada, terutama sektor pendidikan. Berawal dari titik itu, bangsa Indonesia memulai kehidupan baru untuk menata bangsa menuju Indonesai yang kuat (Indonesia Must Be Strong), sehingga akan lahir sumber daya manusia yang handal.

Apabila kita telah mempunyai pendidikan baik dan sumber daya manusia yang handal, kita dapat mengelola sumber daya alam (SDA) yang ada dengan baik dan sempurna demi kesehjateraan rakyat Indonesia. Sehingga, perlahan namun pasti bangsa Indonesia akan dapat duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan bangsa-bangsa maju lainnya seperti Amerika, Jepang, Jerman, dll. Namun jika Indonesia gagal menata pendidikannya akan berakibat gagalnya generasi angkatan pertama (umur 0-14tahun) dan angkatan kedua (umur 15-20 tahun). Sudah barang pasti 20 tahun mendatang nasib bangsa Indonesia tidak dapat dibayangkan betapa nistanya di pergaulan antar bangsa. Atau mungkin Indonesia hanya akan menjadi kenangan sahaja. Tentunya kita tidak ingin tanah air kita tercinta ini menjadi “fosil”

Untuk itu, bangsa Indonesia harus menangani pendidikannya secara tepat dan serius. Jika budaya pendidikandibangun dengan serius, budaya bangsa Indonesia akan menjadi budaya cinta kesatuan dan persatuan, mendahulukan urusan negara dan bangsanya daripada urusan pribadi dan golongan, sehingga generasi muda Indonesia terdidik akan mempunyai etos kerja yang tinggi, dan akan menjadi bangsa yang mandiri.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar