POLITIK ISLAM HINDIA BELANDA
Akibat kekalahan pahit dalam Perang Salib, Eropa melakukan politik balas dendam (politik rekonquesta). Misalnya menghancurkan umat Islam di manapun umat ini berada. Salah satu target politik ini adalah Nusantara. Selain itu mereka juga mempunyai misi 3 G yaitu glory (kejayaan), gospel (agama) dan gold (emas).
Akibat kekalahan pahit dalam Perang Salib, Eropa melakukan politik balas dendam (politik rekonquesta). Misalnya menghancurkan umat Islam di manapun umat ini berada. Salah satu target politik ini adalah Nusantara. Selain itu mereka juga mempunyai misi 3 G yaitu glory (kejayaan), gospel (agama) dan gold (emas).
Misi 3 G itu mempunyai pengertian bahwa untuk mencapai kejayaan harus menyebarkan agama juga menguasai emas atau agar menguasai emas musti mencapai kejayaan dan menyebarkan agama, begitupun dalam menyebarkan agama maka wajib mencapai kejayaan serta menguasai emas, sebuah hubungan timbal balik yang tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya.
Bangsa Eropa yang mula-mula datang ke Nusantara adalah Portugis dan pertama kali menjejakkan kakinya di Malaka. Namun kehadiran mereka di Nusantara ini tidak berjalan dengan mulus karena mendapat perlawanan Adipati Unus. Dan karena letak Malaysia ada di sebelah utara maka Adipati Unus terkenal juga dengan sebutan Pangeran Seberang Lor ( lor = utara ). Sayang tentara Demak ini belum berhasil mengusir Portugis. Beliaulah pahlawan pertama dari bangsa Indonesia yang berperang melawan bangsa Eropa.
Selanjutnya, karena kekhawatiran raja Pajajaran atas perkembangan Islam yang akan masuk ke Jawa Barat maka ia mengijinkan pasukan Portugis membuat pangkalan militer di Sunda Kelapa.
Inilah kesepakatan kerjasama militer pertama antara sebuah kerajaan Indonesia dengan bangsa Eropa. Kesepakatan kerjasama militer antara Pajajaran dengan Portugis ini mempunyai tujuan yang sama yaitu sama-sama memerangi Islam.
Sultan Trenggono dari kerajaan Demak kemudian mengutus Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) untuk menggempur tentara Portugis di Sunda Kelapa. Beliau adalah menantu Raden Fatah atau adik iparnya Sultan Trenggono sekaligus panglima Panglima Perang kerajaan Demak. Dalam pertempuran itu dimenangkan oleh tentara Demak. Lalu Sunda Kelapa menjadi Jayakarta (kota kemenangan) sesuai nama lain Syarif Hidayatullah yakni Fatahillah (kemenangan Allah) atau bangsa Portugis menyebutnya Falatehan. Hari kemenangan itu, tarikh 22 Juni 1527 M diperingati sebagai hari lahirnya kota Jakarta. Beliaulah pahlawan kedua dari bangsa Indonesia yang berperang melawan Eropa.
Akhirnya bangsa Portugis pindah ke Maluku, namun mendapatkan perlawanan dari umat Islam di sana. Sebelumnya bangsa Spanyol juga telah mendaratkan kakinya di Maluku. Atas kecerdikan umat Islam, kedua bangsa Eropa itu diadu-domba dan terjadilah persengketaan antara keduanya, yang diakhiri dengan sebuah perjanjian bahwa Portugis menguasai Maluku dan Spanyol menguasai Philipina. Inilah kesuksesan pertama bangsa Indonesia mengadu domba bangsa Eropa.
Dengan adanya perlawanan umat Islam bangsa Portugis pindah lagi ke Timor-Timur. Maka sejarah Timor-Timur sebagai pangkalan bangsa Eropa sudah lama terjadi sejak bangsa Portugis ini menginjakkan kakinya di bumi Loro Sae itu. Di Timor-Timur maupun di Maluku (Ambon) mereka sukses menyebarkan agamanya.
Kemudian datang bangsa Belanda yang membuat pangkalan dagang (VOC) di Jayakarta. Dan Jayakarta menjadi Batavia atau Betawi. Selanjutnya selama 350 tahun Betawi menjadi pusat kegiatan mereka, sebuah kota yang paling lama terjajah, dibanding kota-kota lain di Indonesia. Namun demikian keIslaman warga Betawi tidak tergoyahkan.
Belanda menghadapi perlawanan yang sengit dari bangsa Indonesia. Banyak nama-nama pejuang yang muncul. Dari Jawa Barat misalnya Syaykh Maulana Yusuf, yang menjadi Panglima Perang Banten lalu tertangkap dan dipenjarakan di Tangerang. Kini namanya diabadikan pada sebuah universitas yang bernama UNIS (Universitas Islam Syaykh Maulana Yusuf) di kota itu. Dari dalam penjara ia menggelorakan semangat perjuangan Untung Suropati dan Pangeran diponegoro di Jawa. Dan tentunya ada kontak dengan kaum Paderi di Sumatera Barat. Melihat itu, beliau dipindahkan ke Thailand. Di sana beliau tetap memperjuangkan Islam bersama Muslim setempat. Kemudian ditawan lagi ke Afrika Selatan. Bersama-sama Muslim Afrika Selatan beliau membangun perjuangan negeri itu sehingga Nelson Mandela menyatakan bahwa Syaykh Maulana Yusuf adalah Founding Fathers (Bapak pendiri) Afrika Selatan. Dan Presiden Soeharto akan menganugerahi gelar pahlawan nasional kepada beliau, namun sayang sebelum niat itu kesampaian beliau lengser dari jabatannya itu. Berdasarkan kisah itu, dapat dipastikan bahwa umat Islam bangsa Indonesia akan mengikuti jejak Syaykh Maulana Yusuf yakni menjadi pejuang Islam kapanpun dan di manapun ia berada.
Ganti berganti bangsa Eropa menjajah Indonesia. Kemudian datang bangsa Inggris. Ini terjadi karena Belanda memiliki hutang yang banyak terhadap Inggris dan untuk membayar hutangnya maka diserahkanlah Indonesia kepada Inggris selama jangka waktu tertentu. Ketika Belanda dikuasai oleh Perancis maka Perancis mengirim tentara Belanda dibawah Gubernur Jendral H.W. Daendels untuk menjalankan kekuasaan Perancis di Indonesia. Sesudah Belanda terbebas dari Perancis maka roda penjajahan di Indonesia dijanlankan kembali oleh Belanda.
Ketika berlangsungnya revolusi industri di Eropa, bangsa Belanda mencari bahan mentah di Indonesia, untuk menjalankan industrinya. Sedangkan bangsa Inggris mencari pemasaran hasil-hasil industrinya, maka penjajahan Inggris diarahkan kepada bangsa yang banyak penduduknya yaitu India. Dan Mahatma Gandhi memahami ini, karenanya teknik perlawanan beliau adalah bangsa India tidak boleh membeli barang-barang Inggris tetapi harus mandiri dan mencintai produksi sendiri. Dan bangsa India diberikan sedikit kebebasan oleg Inggris untuk mengenyam pendidikan karena bangsa yang sedikit pintarlah yang paham terhadap sebuah produk, sehingga banyak para pedagang yang timbul di sana yang memperjualbelikan barang-barang produksi Inggris.
Ketika berlangsungnya revolusi industri di Eropa, bangsa Belanda mencari bahan mentah di Indonesia, untuk menjalankan industrinya. Sedangkan bangsa Inggris mencari pemasaran hasil-hasil industrinya, maka penjajahan Inggris diarahkan kepada bangsa yang banyak penduduknya yaitu India. Dan Mahatma Gandhi memahami ini, karenanya teknik perlawanan beliau adalah bangsa India tidak boleh membeli barang-barang Inggris tetapi harus mandiri dan mencintai produksi sendiri. Dan bangsa India diberikan sedikit kebebasan oleg Inggris untuk mengenyam pendidikan karena bangsa yang sedikit pintarlah yang paham terhadap sebuah produk, sehingga banyak para pedagang yang timbul di sana yang memperjualbelikan barang-barang produksi Inggris.
Sedangkan kita terus diperbodoh oleh Belanda agar bisa diambil tenaganya untuk menguras seluruh bahan mentah yang ada di Indonesia. Belanda berusaha agar bangsa Indonesia tetap menjadi petani. Tentunya pola berpikir petani dan pedagang jauh lebih maju pedagang saat itu. Sedangkan pedagang adalah bangsa Cina dan Belanda itu sendiri. Berapa banyak tanah di Sumatera yang diangkut ke negeri Belanda untuk membuat dam di kota-kota sehingga muncul kota Amsterdam dan Rotherdam. Dan kita juga mafhum bahwa tanah-tanah di negeri Swarnadwipa itu banyak mengandung emas. Sampai terakhir pada masa kemerdekaan ini tanah-tanah dari Irian Jaya pun diangkut oleh Freeport keluar negeri dengan alasan mengangkut nikel, padahal kita tahu bahwa di bawah nikel sudah pasti ada emas. Ternyata bangsa kita masih tetap bisa dibodohi bangsa asing.
Dalam menjalankan politik rekonquesta, Belanda mempergunakan beberapa politik yakni:
1. Politik Devide Et Impera yaitu politik adu domba (memecah belah) atau politik belah bambu, yang satu diinjak dan yang lainnya diangkat. Contohnya. Pangeran Diponegoro diadu domba dengan Sultan Amangkurat II kaum Paderi diadudomba dengan kaum ada dan lain-lain. Cara-cara mereka dalam melaksanakan politik Devide Et Impera ini melalui alat persuasif dan refresif, provokasi dan agitasi baik lisan maupun tulisan. Maha benarlah Allah SWT dengan firmannya.
Artinya: Maka celakalah apa yang mereka tulis dengan tangan mereka dan celakalah apa yang mereka usahakan. Al-Baqoroh: 79
2. Politik Etis yaitu balas jasa. Di mana Belanda memberikan balas jasa kepada bangsa Indonesia yang telah lama dijajahnya, dengan memberikan pendidikan, pengaturan irigasi dan transmigrasi. Politik ini terjadi karena adanya tekanan kepada Belanda dari negara-negara lain terutama dari Inggris. Politik ini mencakup 3 hal yakni :
Edukasi (pendidikan): Karena arah penjajahan Belanda di Indonesia adalah menghisap tenaga bangsa Indonesia maka pola pendidikan inipun diarahkan untuk mencari tenaga siap pakai yang nantinya dipergunakan untuk kepentingan Belanda sendiri. Sampai saat kini pun para lulusan sarjana kita adalah sarjana siap pakai bukan sarjana siap memakai. Sarjana yang niat kuliahnya adalah untuk mencari kerja yaitu menjadi kaki tangan atau pegawai bukan untuk menjadi pemimpin. Hasilnya, kini orientasi mahasiswa adalah kuliah untuk mendapatkan pekerjaan. Akibat lebih lanjut tidak ada dari satu intelektual Muslim Indonesia yang mendapatkan hadiah Nobel bidang ilmu pengetahuan di abad ini (Syaykh Al-Ma’had, Zikir Jum’at). Juga walaupun sarjana-sarjana itu sudah menjadi pemimpin tetapi tetap dipakai oleh kekuatan asing.
Irigasi (pengairan): Politik ini dipergunakan agar bangsa Indonesia menjadi petani yang baik. Padahal kebesaran bangsa Indonesia sejak zaman Kutai. Tarumanegara, Melayu, Sriwijaya, Mataram, Kediri, Singasari, Majapahit dan Demak adalah penguasa lautan. Usaha ini tidak lain untuk menghilangkan benang merah sejarah Indonesia. Pada era kepemimpinan Presiden Soeharto pun pembangunan lebih banyak bidang pertanian ketimbang pengolahan laut.
Transmigrasi: Politik etis yang ketiga inipun tidak terlepas dari usaha pertanian yang dikembangkan oleh Belanda.
3. Politik Islam Hindia Belanda. Politik untuk menghancurkan Islam yang ada di Hindia Belanda pada umumnya dan di Aceh khususnya ini diciptakan oleh Prof. Snouck Hurgronje. Ia seorang Yahudi Belanda yang mendapat tugas dari pemerintah Belanda untuk belajar tentang Islam ke Turki yang kemudian hasil belajarnya itu dipergunakan untuk menghancurkan perlawanan Islam di Hindia Belanda. Saat itu hanya Aceh yang masih sulit ditaklukan. Dengan memakai nama Abd. Al-Ghoffar, ia datang ke Aceh dan melakukan penyelidikan tentang Islam di sana, yang hasilnya adalah sebuah teori politik bernama Politik Islam Hindia Belanda. Adapun politik ini sebagai berikut:
Dalam bidang ibadah, berikan sebebas-bebasnya umat Islam melaksanakan sholat, puasa, zakat, haji dan peringatan-peringatan hari besar Islam.
Dalam bidang muamal, serahkan umat Islam melaksanakan pernikahan secara Islam perceraian, hukum waris dan hukum-hukum yang terkait dengan masalah muamalah.
Dalam bidang siyasah, hancurkan bidang siyasah (politik) ini sehancur-hancurnya meskipun masih dalam bentuk embrio.
Namun politik ini gagal di Aceh dan Aceh merupakan wilayah Indonesia satu-satunya yang tidak pernah dapat dijajah. Tentunya karena kekuatan infak dan shodaqohnya yang terus berlangsung. Sehingga oleh Presiden Soekarno, Aceh dijadikan daerah Modal Republik Indonesia.
Meskipun politik ini gagal namun penerapannya masih tetap terasa berjalan sampai sekarang bahkan dikembangkan oleh anak negeri dalam bentuk ideologi sekuler seperti Sosialisme, Komunisme dan Kapitalisme sedangkan Islam hanya cukup di Masjid, acara pernikahan, perceraian, kelahiran, kematian, peringatan hari seantero penjuru bumi. Juga suksesnya Intelektual Muslim yang seprototype dengan Snouck Hurgronje dalam menyampaikan pemikiran-pemikirannya, turut mendukung lajunya Politik Islam Hindia Belanda saat ini.
Konspirasi Menghancurkan Islam
Umat Islam mengalami kehancuran di mana-mana saat ini. Di Bosnia, Ambon, Aceh, Palestina dan lain-lain bukan karena mereka tidak mau mau bersatu, bukan karena jumlah kekuatan yang sedikit bukan karena perekonomian yang lemah dan bukan karena tidak memiliki senjata. Konspirasi persekongkolan menghancurkan Islam merambah ke seluruh sektor kehidupan. Sehingga Islam dihujat dideskriditkan dan di fitnah oleh mereka yang bukan muslim maupun yang mengaku muslim, baik dengan bahasa ucapan maupun skripta (tulisan) ataupun tindakan yang lain. Walau mereka dapat menghancurkan kita, namun jangan salahkan itu semua. Tetapi: “Jika kamu bersabar dan bertaqwa maka tipu daya mereka sia-sia”.
Al-Qur’an surat Ali-Imran: 120. “Jika kamu bersabar dan bertaqwa maka Allah akan mengirim dengan spontan power 5000 malaikat membantu Muslim”.
Al-Qur’an surat Ali-Imran:125 “Sungguh dan pasti kamu Akan mendapatkan konspirasi yang menyakitkan dan al kitan dan kaum musyrikin dengan gangguan yang banyak. Jika kamu bersabar dan bertaqwa, maka sesungguhnya itu adalah prinsip yang patut diutamakan pada setiap urusan”. Al-Qur’an surat Ali-Imran:186. Maha benar Allah dengan segala firmanNya.
Membangun dan mendidik semata-mata untuk beribadah kepada Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar