DOKTER MUDA YANG FILSUF
Siapa yang tak mengenal nama Ibnu Shina? Seorang tokoh Islam yang mampu menghafal Al-Qur’an pada usia yang sangat muda, sembilan tahun. Ia juga dikenal sebagai Bapak Kedokteran berkat keberhasilannya meletakkan dasar-dasar ilmu kedokteran, bahkan jauh sebelum Amerika memajukan ilmu kedokterannya.
Namanya sebenarnya adalah Abu Ali al-Husein bin Abdullah, atau lebih dikenal dengan panggilan ibnu Shina. Ibnu Shina lahir di Afsyanah, Bukhara pada tahun 980. Sebenarnya ia lahir di tengah keluarga yang berkecukupan karena ayahnya seorang Gubernur pada masa dinasti Samaniyah. Pada usia 5 tahun (tahun 985) Ibnu Shina mulai belajar Al-Qur’an. Empat tahun kemudian pada usia sembilan tahun ia telah berhasil menghafal Al-Qur’an.
Ibnu Shina memang berbeda dengan anak seusianya. Pada usia kanak-kanak biasanya haus akan bermain, sebaliknya ia justru haus akan ilmu pengetahuan. Melihat gelagat anaknya yang berbeda dari anak sebayanya, ayahnya mendatangkan guru privat ke rumah untuk mengajari Ibnu Shina berbagai ilmu pengetahuan. Mulailah ia belajar ilmu filsafat, hukum, dan kedokteran. Ia tergolong anak yang cerdas. Dalam waktu singkat ia mampu menguasai berbagai ilmu yang diajarkan. Bahkan kepandaiannya mampu melampui gurunya. Kala itu usia Ibnu Shina menginjak 16 tahun. Bahkan di usia itu ia berhasil menguasai ilmu agama seperti tasawuf, fiqih, filsafat, dan usuludin. Selain ilmu agama Ibnu Shina juga menguasai ilmu sastra.
Ibnu Shina paling suka ilmu kedokteran dan ilmu metafisika. Oada usia 18 tahun ia telah berpraktek sebagai seorang dokter. Pasien pertamanya adalah penguasa kerajaan Samaniyah bernama Nur bin Mansyur. Berkat kepandaiannya mengobati penyakit Nur bin Mansyur, ia diperbolehkan untuk membaca semua buku diperpustakaan kerajaan. Bahkan raja mengangkatnya menjadi dokter kerajaan. Kesempatan itu tak di sia-siakan oleh Ibnu Shin, ia melalap semua buku yang ada di perpustakaan itu.
Selain berpraktek sebagai dokter ia juga rajin menulis karya pertamanya berjudul Al-Majmu yang ditulis pada tahun 1001. salah satu buku karangannya yang cukup terkenal berjudul al-Qanun fi at-Tibb (peraturan kedokteran) atau The Canon. Selain peratuan kedokteran, ia juga menulis ensiklopedia tentang ilmu kedokteran yang berisi 760 macam obat.
Ibnu Shina wafat pada usia 58 tahun (1073) di kota Hamadan, namun namanya hingga kini masih menjadi kebanggan bagi dunia kedokteran karena ia telah berhasil meletakkan dasar-dasar ilmu kedokteran bagi dunia. Maka tepat jika Ibnu Shina dijuluki sebagai Bapak Kedokteran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar